Rangkaian Indikator Baterai Lemah

Rangkaian sederhana ini dapat dipakai untuk baterai 12 volt sebagai indikator muatan baterai hingga level terendah yang sudah ditentukan. Sebagai indikatornya, rangkaian ini menggunakan LED.

Jantung dari rangkaian ini adalah pembanding tegangan menggunakan IC LM319 (IC1) yang memiliki komparator ganda dan output menggunakan IC TTL. Rangkaian ini cukup memakai satu komparator. Tegangan referensi 1,2 volt diatur oleh dioda D1 (LM385) disalurkan ke input non-inverting (pin4) komparator. Input inverting komparator (pin5) diberi masukan tegangan yang dihasilkan dari pembagi tegangan (R2, R3 dan preset VR1). Itu berarti, jika kita memakai baterai 12 volt dan menginginkan tanda ketika muatan baterai berada di bawah 10,5 volt, kita harus meng-adjust tegangan pada input inverting memakai VR1 menjadi 1,2 volt (dengan tegangan baterai 10,5 volt). 


Intinya, ketika baterai dalam keadaan penuh, tegangan pada pin5 IC1 lebih tinggi dari pin4 dan tegangan ouput pada IC1 juga low. Begitu juga tegangan pada reset pin4 IC2 yang terhubung pada pin12 IC1 tetap rendah, sehingga multivibrator astabil tidak berosilasi dan LED off. 

Ketika muatan baterai turun hingga di bawah 10,5 volt, tegangan pada pin5 IC1 akan lebih rendah dari tegangan pada input non-inverting pin4 IC1 dan ouputnya akan naik/tinggi. Reset pada IC2 juga akan tinggi dan multivibrator mulai berosilasi. Sebagai hasilnya, LED menyala menunjukkan muatan baterai lemah dan perlu diisi muatan (recharge). IC1 dan IC2 membutuhkan tegangan kerja +5 volt DC yang dihasilkan oleh regulator LM7805 (IC3). 

rangkaian indikator baterai lemah

Rangkaian Lampu LED 12V Sederhana

Rangkaian LED ini sangat sederhana terdiri dari 5 resistor dan 15 buah super bright white LED yang mudah didapatkan. Kita juga bisa menggunakan tipe baterai apa saja yang penting 12 V.

Rangkaian lampu LED ini bisa digunakan sebagai alternatif penerangan darurat saat listrik rumah padam. 

 

Rangkaian Dimmer Lampu Otomatis

Berikut ini adalah rangkaian dimmer lampu otomatis dimana kita tidak memerlukan sebuah potensio atau digital switch untuk mengatur intensitas lampu. Rangkaian ini sangat menarik karena menggunakan sebuah LDR untuk mendeteksi cahaya luar. LDR ini kemudian akan mengendalikan triac serta intensitas cahaya dari lampu.

Ketika LDR mendeteksi cahaya luar yang redup, maka tegangan yang mengalir menuju triac akan meningkat dan lampu akan menyala dengan terang. Tapi ketika LDR menerima cahaya luar yang terang, maka tegangan yang mengalir ke triac akan sedikit kemudian lampu akan meredup. Proses perubahan intensitas cahaya lampu akan berubah secara linear sesuai dengan perubahan cahaya luar yang diterima oleh LDR.

Pada rangkaian menggunakan lampu bohlam 5 watt untuk menyesuaikan daya triac. Rangkaian ini bertegangan 220 V oleh karena itu harus aman dari jangkauan tangan.

Source: eleccircuit.com

Rangkaian Pengendali Suhu 0 ~ 100 °C


Rangkaian kontrol thermal ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi yang membutuhkan sebuah pengendalian temperatur. Rangkaian mengendalikan relay kecil ON/OFF sesuai dengan pendeteksian suhu oleh sensor suhu LM35DZ. Ketika sensor suhu mendeteksi suhu lebih tinggi dari tingkat presetnya (VR1), maka relay akan terpicu dan ketika suhu turun di bawah suhu preset, maka relay dalam keadaan normal. Rangkaian ini dapat diaktifkan dengan tegangan 12 volt atau juga menggunakan baterai minimal 100 mA.

Catatan:
Ada beberapa versi dari sensor suhu LM35:
     LM35CZ & LM35CAZ (kemasan TO-92) ---- 40 °C sampai 110 °C
     LM35DZ (kemasan TO-92) -------------- 0 ~ 100 °C
     LM35H & LM35AH (kemasan TO-46) ------- 55 °C sampai 150 °C

Komponen utama dari rangkaian ini adalah sensor suhu LM35DZ yang sudah dikalibrasi dalam skala Celcius dengan konversi suhu ke tegangan dengan linear. Tegangan output (pin2) berubah secara linear sesuai perubahan suhu dari 0V (0 °C) hingga 1000 mV (100 °C)
Sensor suhu akan mendeteksi setiap perubahan suhu yang terjadi dan mengonversikannya menjadi sebuah tegangan (10mV/1 °C). Tegangan output tersebut dialirkan ke sebuah komparator (LM358). Trimpot VR1 dan R3 berperan untuk mengatur tegangan referensi Vref dari 0 - 1,62V. Op-amp (A2) berfungsi sebagai buffer tegangan referensi untuk menghindari pembebanan rangkaian pembagi (VR1 & R3). Komparator akan membandingkan tegangan antara output sensor suhu dengan Vref yang kemudian memutuskan untuk memicu relay atau tidak. Transistor Q1 merupakan switch elektronis yang jika mendapatkan picu pada kaki bias, maka arus pada emitor mengalir ke kolektor. Dengan demikian relay akan aktif.

Sebagai contoh, set point yang diinginkan adalah 70 °C dan relay akan terpicu saat set point tersebut tercapai.
  1. Posisikan voltmeter/multimeter digital pada test point "TP1" dan "GND"
  2. Putar VR1 perlahan-lahan untuk menaikkan tegangan referensi hingga pada voltmeter digital menunjukkan nilai sebesar 700 mV (0,7 V)


Komponen:

IC1 :   LM35DZ  Precision Celsius (Centigrade) Temperature sensor
IC2 :  TL431  +2.5V precision voltage reference
IC3 :  LM358  Dual single supply Op-amp.

LED1 -- 3mm or 5mm LED

Q1 -- General purpose PNP transistor ( A1015,...) with E-C-B pin-out)

D1, D2  -- 1N4148 silicon diodes (or 1SS133)
D3, D4  -- 1N400x (x=2,,,,.7) rectifier diodes

ZD1 --- Zener diode,  13V, 400mW

Preset (trim pot) :  2.2K   (Temperature set point)

Resistor  : ( 1/4W or 1/6W)

    R1 -- 10K  
    R2 -- 4.7M
    R3 -- 1.2K
    R4 -- 1K
    R5 -- 1K
    R6 -- 33Ω

Capacitors :

    C1  -- 0.1 µF ceramic or mylar cap
             (# 104 or 100n)
    C2  -- 470 µF or 680 µF electrolytic cap.
             (16V min)

Miscellaneous items :
 8-pin socket -- x 1 pcs
 Miniature relay -- DC12V  SPDT, Coil=400 Ω or  higher

The Simple PWM Controller



Timer 555 dalam PWM controller ini hampir 0 .. 100% pengaturan lebar pulsa menggunakan R1, sekaligus mempertahankan frekuensi osilator yang relatif stabil. Frekuensi tergantung pada nilai-nilai R1 dan C1, nilai-nilai yang ditampilkan akan memberikan rentang frekuensi dari 170-200 Hz. 

R2, R3 dan C3 membentuk sirkuit kick-start yang membuat 555 dalam keadaan reset untuk sekitar 2 detik. Jika Anda ingin menggunakan rangkaian ini dengan tegangan kerja selain +12 V, maka dengn cara meningkatkan nilai R2 sehingga (V+ x R2) / (R2 + R3) adalah sekitar 2, karena treshold sinyal reset sekitar 0,5 sampai 1 V.

Transistor Q1 dari rangkaian timer digunakan untuk menggerakkan siklus PWM. sehingga pin discharge digunakan untuk menggerakkan output transistor. Dalam keadaan ini, output kolektor terbuka, digunakan sebagai sinyal aktif rendah, sehingga kickstarter akan bekerja. D3 melindungi transistor dari beban induktif. Anda dapat mengganti transistor yang cocok untuk Q1, BD140 adalah transistor 1,5 amp dan kuat meredam panas sebagai driver kipas 80 mm tanpa heatsink.

Lampu Taman Otomatis


Rangkaian Lampu Taman Otomatis ini menggunakan LDR sebagai sensor cahaya. Lampu akan menyala secara otomatis ketika malam tiba dan padam ketika sudah pagi.


Ketika ada cahaya (siang hari), resistansi LDR akan menjadi rendah. Jadi drop tegangan pada POT R2 akan tinggi. Hal ini membuat transistor Q1 ON. Kolektor Q1 (BC107) dihubungkan ke basis Q2 (SL100). Jadi Q2 akan OFF dan begitu juga relay. Dengan keadaan ini lampu akan tetap OFF.

Ketika malam tiba, resistansi LDR meningkat membuat tegangan yang melintasi POT R2 menurun di bawah 0.6V. Hal ini membuat transistor Q1 OFF dan Q2 ON. Relay akan diberi energi dan lampu akan menyala.

Catatan:
  • POT R2 digunakan untuk mengatur sensitivitas rangkaian. 
  • Daya lampu yang digunakan tidak dibatasi asalkan relay yang digunakan memiliki rating tegangan yang sesuai.
  • Rangkaian ini dapat diaktifkan dengan tegangan supply 9 volt DC. 
  • Relay K1 bisa menggunakan jenis SPDT 9V.

Switch ON/OFF Menggunakan Satu Pushbotton

Proyek ini menjelaskan bagaimana cara membuat penyaklaran yang halus pada sebuah rangkaian (soft touch switch). Dengan sistem ini, penyaklaran ON/OFF bisa dilakukan dengan menggunakan satu buah push botton switch. Tekanan pertama untuk mengaktifkan rangkaian dan tekanan ke dua untuk menon-aktifkan.
Toggle ON/OFF Switch

Rangkaian ini dirancang meliputi timer 555 yang dikonfigurasikan sedemikian rupa dalam satu keadaan dan untuk merubah keadaan tersebut dibutuhkan satu tindakan yaitu tekanan pada pushbotton switch. Tegangan kerja yang dibutuhkan sebesar +5 VDC.
Schematic

Tegangan pada pin 6 dan 2 IC NE555 dalam keadaan 1/2 Vcc. Ketika tegangan output high, kapasitor C1 akan terisi muatan dan muatan tersebut akan kosong jika tegangan output IC dalam keadaan rendah.
Ketika pushbotton ditekan, tegangan kapasitor mengalir ke pin 2 dan 6 dan tegangan output (pin3) berubah sebagaimana perubahan pada tegangan kapasitor. Tegangan high pada output mencapai +5 VDC dan jika kemudian kita tekan kembali maka tegangan pada pin 3 akan turun dan tegangan kapasitor C1 menjadi 0 V. Selanjutnya jika ditekan lagi tegangan output akan kembali dalam keadaan high.
Ketika tegangan output high (+5V) transistor 2N3904 mendapatkan umpan picu pada kaki basis sehingga transistor menjadi switch elektronis yang menghantarkan arus dari coil relay ke ground. Sehingga relay aktif dan merubah keadaan NO (Normally Open) menjadi close dan NC (Normally Close) menjadi open. Dioda D1 berfungsi untuk melindungi transistor dari tegangan balik saat relay off.
Rangkaian dalam keadaan awal (OFF State)
Rangkaian dalam keadaan ke dua (ON State)

Charger Baterai Menggunakan LM317

Berikut ini adalah salah satu rangkaian pengisi baterai yang cukup sederhana. Dengan menggunakan komponen yang mudah didapatkan dan cukup ekonomis, kita dapat merakitnya tanpa memakan waktu dan biaya yang besar. Semoga bermanfaat...


Prinsip dasar: 
Komponen utama dari rangkaian di atas adalah IC LM317 dan SCR. IC LM317 berfungsi sebagai regulator tegangan dan SCR berfungsi sebagai switch elektronis untuk membiaskan arus dari pin Adj regulator ke ground.
Ketika regulator diberi power, tegangan output akan mengalir ke baterai melalui R1 dan dioda D1. Sedangkan tegangan yang mengalir ke SCR disesuaikan melalui potensiometer R5, tegangan tersebut disesuaikan untuk mentrigger SCR. Dengan demikian SCR akan membiaskan arus ke ground. Sedangkan R6 berfungsi untuk mengatur besarnya arus yang akan dialirkan. Pada saat proses pengisian baterai, LED1 akan menyala sebagai indikator proses tersebut. Dioda D1 akan mencegah arus balik dari baterai ke rangkaian sehingga arus baterai tidak dapat mengalir ke rangkaian. 
Source : eleccircuit.com

Audio Amplifier Mini Menggunakan LM386

Sesuai dengan judulnya, amplifier ini cukup simpel dirangkai dan dapat diaktifkan hanya menggunakan baterai 6 - 12 volt. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC penguat LM386.
Skematik:



Daftar Komponen:
 

3 - 30 VDC Adjustable Power Supply

Catu daya ini berfungsi sebagai tambahan atau sebagai pasokan listrik permanen untuk semua rangkaian pada umumnya berdasarkan tegangan DC yang stabil antara 3 dan 30V asalkan konsumsi tidak melebihi 3A. Power supply ini dapat juga digunakan untuk keperluan lain. Pengaturan tegangan output diatur menggunakan potensiometer.

Spesifikasi:
  • Memiliki pengaman overload
  • Arus output maksimum 3 Ampere
  • Riak tegangan output 0,5 mV
  • Tegangan output dapat diatur 3 - 30 V


Komponen:
R1 = 8.2K
R2 = 2.2K
R3 = 680R
R4 = 1K
R5 = 82K
R6 = 0.18R/5W
C1 = 470p
C2 = 100nF-63V
C3 = 100nF-63V
C4 = 100uF-63V
C5 = 10KuF-60V
D1-D6 = 6.6A
Q1 = MJ3001 (Darlington)
IC1 = UA723D


Source: elecproj.blogspot.com

Pre Amplifier Sederhana Menggunakan Transistor

Bila Anda ingin memperkuat sinyal suara dari segala sumber sebelum ke rangkaian penguat, biasa menggunakan Pre Amplifier atau Pre-Amp. Kita dapat menggunakan rangkaian yang menarik ini karena hanya menggunakan satu buah transistor (nomor atau seri pengalihan transistor dapat menggunakan C1815 atau C945 atau C828, dll.) Rangkaian ini mudah dirangkai dan kualitasnya juga cukup bagus.
Pre Amplifier ini cocok dipakai sebagai penguat awal dari CD player yang kemudian outputnya kita koneksikan ke power amplifier. Semoga bermanfaat...

Alarm Penampung Air



Rangkaian ini merupakan detektor proses pengisian air pada sebuah penampung. Jika penampung sudah terisi air sesuai dengan level yang diinginkan, maka buzzer akan aktif dan memberikan sinyal berupa suara. Rangkaiannya dapat dilihat di bawah ini.



Detektor level air dibuat dari dua lempeng bahan konduktor, bisa juga kita buat dari tembaga PCB. Sehingga jika kedua lempeng tersebut tersentuh air, maka menyebabkan konduksi pada sensor tersebut. Dengan demikian tegangan 6 Volt dari baterai akan mengalir ke transistor penguat sinyal Q1. Transistor penguat akan memberikan trigger pada transistor Q2 yang merupakan switch elektronis untuk mengaktifkan buzzer.

Ketika transistor Q2 mendapatkan trigger pada kaki bias, arus pada colector mengalir ke emitor. Sehingga buzzer akan mendapatkan ground pada kaki negatifnya (kabel hitam). Dengan demikian buzzer akan aktif dan mengeluarkan sinyal suara.

Source: anykits.com 

Power Supply Ideal 12, +5, -5 VDC

Rangkaian catu daya berfungsi sebagai penyuplai tegangan kerja pada rangkaian elektronika agar dapat bekerja dan besarnya tegangan serta arus output catu daya harus sesuai dengan kebutuhan beban. Power supply ideal adalah sebuah catu daya yang memiliki output stabil dan tahan terhadap frekuensi liar dari rangkaian lain. Pada rangkaian catu daya yang akan dibahas kali ini memiliki tegangan output +12, +5 dan -5 VDC.

Rangkaian Catu Daya

Dilihat dari gambar diatas, maka dapat dijelaskan bahwa rangkaian catu daya tersebut memiliki tiga blok rangkaian pokok, yaitu :

Rangkaian penyearah sistem jembatan (Bridge)
Selama setengah siklus positif, anoda D1 dan D3 adalah positif (bias maju). Sedangkan anoda D2 dan D4 adalah negatif (bias mundur). Elektron mengalir dari sisi negatif dari lin melalui D3 ke beban kemudian melalui D1 dan kembali pada sisi lin yang lain.

Siklus pertama

Selama setengah siklus berikutnya, polaritas tegangan lin ac berubah. Sebagai akibatnya dioda D2 dan D4 diberikan bias maju. Elektron sekarang mengalir dari sisi negatif lin melalui D4 ke beban dan melalui D2 dan kembali ke sisi yang lain. Beban pada arah yang sama menghasilkan arus searah berpulsa gelombang penuh.

Siklus ke dua

 
Rangkaian peregulasi (Regulator) 
Pada catu daya ini digunakan IC regulator agar tegangan keluaran konstan. IC regulator yang digunakan adalah 7812 untuk keluaran +12 VDC, 7805 untuk keluaran +5 VDC dan 7905 untuk keluaran -5 VDC. Untuk skemanya ditunjukkan pada gambar berikut.

Rangkaian Peregulasi

Penggunaan C1, C4 dan C6 merupakan filter atau penapis awal untuk mengurangi riak tegangan dari penyearah. Sedangkan C2, C5 dan C7 berfungsi sebagai penapis akhir agar tegangan keluaran ini benar-benar halus.

Rangkaian penyetabil pada catu daya 12 VDC
Rangkaian ini berfungsi sebagai umpan balik (Feed Back) agar tegangan keluaran catu daya tetap stabil. Sehingga gangguan dari frekuensi liar atau guncangan tidak mempengaruhi tegangan keluaran.
Rangkaian Penyetabil 12 VDC

Rangkaian Pengendali Suhu Komputer

Berikut ini adalah sebuah rangkaian sederhana yang dapat mematikan komputer anda ketika suhu komputer melebihi suhu optimalnya. Ketika komputer aktif, kebanyakan IC juga akan menjadi cukup panas, jika suhu komputer terlalu panas, komponen-komponen tersebut mungkin tidak dapat menyerap panas dengan cepat. Dalam keadaan ini komponen berpotensi mengalami kerusakan.

Kita asumsikan suhu maksimum komputer saat bekerja adalah 55 °C. Jadi untuk mengamankan komputer anda, temperature controller ini menggunakan sensor suhu IC LM35 dan komponen pembanding (comparator) IC CA3140 sebagai pemutus tegangan suplai kapan saja apabila temperature PC mencapai 55 °C. Set point ini dapat kita atur antara 0 - 100 °C.


Gambar di atas menunjukkan rangkaian pengendali suhu komputer, sedangkan gambar di bawah menunjukkan konfigurasi setiap pin dari komponen yang digunakan. Rangkaian bekerja dengan tegangan suplai 9 VDC yang didapatkan dari sumber utama dengan cara berikut; Tegangan suplai disearahkan oleh empat buah dioda penyearah (bridge). Arus yang sudah disearahkan tersebut diredam tegangannya oleh R1 dan R2 dan kemudian distabilkan oleh dioda zener ZD1. Kapasitor C1 berfungsi sebagai filter untuk menghilangkan tegangan riak, sehingga tegangan yang mengalir ke sensor dan komparator akan menjadi lebih halus.


Dengan menggunakan VR1, kita dapat mengubah tegangan referensi. Pengaturan tegangan tersebut terletak di penguat non-inverting (pin 3) dari komparator. Misalkan kita atur 55 °C (0,55 V). Ketika suhu komputer di bawah 55 °C, tegangan input penguat inverting (pin 2) dari IC 2 lebih rendah dari tegangan penguat non-inverting (pin 3). Pada keadaan ini output IC2 (pin 6) berupa sinyal high. tegangan tersebut memberikan trigger pada triac BT136 dan komputer bekerja.

Ketika suhu komputer naik mencapai 55 °C, tegangan pada input penguat inverting juga akan naik mencapai tegangan referensi 0,55 Volt. Sehingga output dari komparator akan menjadi rendah dan memutuskan umpan trigger triac. Dengan demikian komputer tidak mendapatkan power dan komputer akan berhenti bekerja.

Pada dasarnya, rangkaian ini akan memberikan power pada komputer selama suhu komputer dibawah 55 °C dan ketika suhu komputer mencapai 55 °C, maka komputer akan berhenti bekerja (off).

Tambahan:
Rangkaian ini juga dapat diaplikasikan sebagai pendingin suhu komputer dengan cara memasang kipas sebagai beban (load). Akan tetapi kita harus memindahkan input pada penguat non-inverting (pin3) dan tegangan referensi pada penguat inverting (pin2). Sehingga ketika tegangan input mencapai tegangan referensi, output dari komparator akan dalam keadaan high begitu juga sebaliknya.

Audio Amplifier 20 Watt Dengan TDA2005


Rangkaian audio amplifier ini menggunakan IC TDA2005, merupakan audio amplifier kelas B yang cocok diaplikasikan untuk audio mobil dengan output speaker 20 watt 4 ohm. Rangkaian ini membutuhkan tegangan catu sebesar 18 VDC dan harus menggunakan peredam panas untuk melindungi IC.


Daftar komponen: 

Rangkaian Lampu Emergency

Pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN terkadang menyulitkan kita beraktifitas dengan kegelapan apalagi jika pemadaman tersebut terjadi di malam hari. Jika dahulu kita menggunakan lilin dan lampu minyak sebagai penerangan alternatif, mungkin masih bisa dibayangkan saat mati lampu di malam hari kita harus terhuyung-huyung dahulu mencari lilin atau lampu minyak, selain itu dari segi ekonomis lilin dan minyak sekarang kurang menguntungkan. Lampu emergency dengan LED sebagai penerang kini banyak dijual di pasaran, langkah tersebut sangat inovatif dan ekonomis dibandingkan dengan cara sebelumnya.

Bagi rekan-rekan yang memiliki hobi eksperimen elektronika berikut ini ada gambar rangkaian lampu emergency dengan LED sebagai penerangnya, rangkaian ini juga menggunakan komponen-komponen sederhana dan mudah didapatkan. Hal ini menjadikan rangkaian tersebut menjadi lampu emergency yang ekonomis.
 
Deskripsi:
Rangkaian di atas menggunakan 12 LED dengan intensitas cahaya yang tinggi. Rangkaian ini juga memiliki battery charger otomatis yang akan berhenti mengisi arus jika baterai sudah terisi penuh. Ketika pemadaman listrik terjadi, lampu emergency secara otomatis akan menyala dan akan mati jika listrik dari PLN sudah aktif.

Cara Kerja:
Rangkaian terdiri dari dua bagian yaitu catu daya charger dan LED driver. Catu daya charger dibentuk oleh IC regulator LM317 dan LED driver menggunakan transistor PNP BD140. Pada catu daya charger, tegangan input AC (220V) diturunkan oleh trafo step down 9V 500mA kemudian arus AC tersebut disearahkan melalui dioda bridge (IN4007 X 4). Kapasitor 1000uF/25V berfungsi sebagai filter riak tegangan agar tegangan yang dihasilkan menjadi lebih smooth.

Tegangan yang sudah disearahkan tersebut terhubung pada pin 3 IC LM317 dan tegangan output dari regulator ini yang akan digunakan sebagai penyuplai arus pada baterai melalui D5 dan tahanan pembatas 16 ohm 5 watt. Tahanan trimpot 2,2K berfungsi untuk menyesuaikan arus yang akan disuplay ke baterai.

Ketika baterai sudah terisi 6,8 V, dioda zener akan menghantarkan arus charger dari regulator ke ground melalui transistor NPN BC547 sehingga proses pengisian baterai berhenti. Semua LED terhubung secara paralel dengan resistor 100 ohm yang terhubung secara seri pada masing-masing LED.

Otomatisasi Lampu Sorot Mobil

Berkendara pada malam hari dengan lampu sorot yang terang memang dapat meningkatkan visibilitas pandangan anda dalam menempuh perjalanan akan tetapi hal itu dapat menyilaukan pengemudi lainnya yang berlawanan arah dengan anda. Rangkaian sederhana berikut dapat disambungkan ke switch lampu sorot mobil anda untuk memberikan switching otomatis antara tinggi-rendahnya sorot lampu ketika berhadapan dengan pengemudi lain yang berlawanan arah.

Berikut adalah komponen-komponen yang digunakan:
Jenis komponen            Jmlh            Type
R1                                    1               5K 1/4 Watt Resistor
R2, R3, R4                        3               5K Pot
Q1                                    1               NPN Phototransistor
Q2                                    1               2N3906 PNP
K1                                    1               Low current SPST 12V Relay
K2                                    1               High Currect SPDT 12V Relay
S1                                    1               Sakelar SPST
B1                                    1               Baterai mobil


Perancangan:
  1. Q1 harus dipasang sedemikian rupa dibagian depan mobil agar menghadap ke arah jalur yang pas, contohnya dipasang di dashboard, grill depan dll.
  2. Sesuaikan semua potensio untuk mengatur respon yang sesuai dengan mengujinya di jalan yang sepi.
  3. S1 berfungsi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan rangkaian.
  4. B1 dapat diambil dari accu
  5. Sebelum menerapkan rangkaian ini, lebih baik lagi jika anda mencari tahu skematik dari instalasi kelistrikan mobil anda terlebih dahulu untuk memudahkan anda merangkai.
  6. Koneksi switch dari relay, A difungsikan sebagai lampu dengan daya sorot tinggi, B lampu sedang dan C untuk lampu dengan daya sorot rendah.

Amplifier OCL 200 Watt Plus Subwoofer Filter

Rangkaian Amplifier Subwoofer OCL merupakan amplifier yang didesain khusus untuk menguatkan sinyal audio dengan nada rendah saja. Rangkaian Amplifier Subwoofer OCL ini merupakan rangkaian speaker aktif subwoofer yang dibangun menggunakan transistor dengan jenis power amplifier yang digunakan OCL (Output Capasitor Less). Rangkaian Amplifier Subwoofer OCL merupakan rangkaian amplifier subwoofer ukuran kecil yang dapat digunakan untuk subwoofer di ruangan ataupu subwoofer didalam mobil.



Untuk membuat Rangkaian Amplifier Subwoofer OCL dapat dilihat gambar rangkaian dan komponen seperti ditunjukan pada gambar rangkaian diatas. Power amplifier subwoofer pada rangkaian diatas menggunakan rangkaian power amplifier OCl dengan penguat depan berupa penguat operasional IC TL074. Rangkaian Amplifier Subwoofer OCL terdiri dari 3 bagian utama yaitu:

Filter Aktif Subwoofer Rangkaian filter aktif subwoofer ini berfungsi untuk memilih frekuensi sinyal audio nada rendah saja yang akan dilewatkan ke bagian power amplifier. Rangkaian filter aktif sub-woofer ini dibangun menggunakan 3 unit penguat operasional IC tipe TL074. Pada bagian filter sub-woofer ini dilengkapi dengan volume yang berfungsi untuk mengatur level sinyal audio yang dikuatkan oleh power amplifier. Power Amplifier Sub-woofer Rangkaian power amplifier sub-woofer ini dibagnun menggunakan rangkaian transistor sebagai powernya. Transistor power amplifier OCL tersebut dikonfigurasikan sebagai penguat push-pull. Transistor power rangkain pada gambar diatas harus dilengkapi dengan pendingin (heatsink) untuk membuat panas yang dihasilkan.

Power Supply Power Amplifier Sub-Woofer Bagian power supply ini berfungsi untuk memberikan sumber tegangan DC pada semua bagian power amplifier subwoofer.

Mini UPS (Uninterruptible Power Supply)

UPS (Uninterruptible Power Supply), used in anticipation of power outages. Although not as capable as the original UPS, this series was useful enough, want to know how to make it....???

It was also relatively cheaper than buying the original UPS. What about the necessary components? Many were sold at electronics stores.

It has an output power around 1, 5W. Before the main circuit, there is a circuit of mini adapter that has a voltage between 9V/12V with a strong current of 500 mA. The resulting voltage is used to operate the circuit and filling the battery. The UPS is designed to still be able to run electronic devices despite power outages.

When the inverter is running with AC input, then changed into a DC voltage. At the output of the rectifier is used to charge the battery. When the power fails or the blackout occurs, voltage dc electrical current flows into an inverter which then generates the voltage at the output of the inverter AC (more details see figure).

Circuit connected around the CD4047 IC that operates as a 50 Hz frequency multivibrator. Output Q is moving the multivibrator IRF540 MOSFETs. Inverter output filtered and reduced using the MOV (Metal Oxide Vasitor). Transformer used are 9-0-9, 1.5 a. Two LEDs (D6 and D7) is used as an indicator of whether the primary voltage or battery working.

Rangkaian Efek gitar Ibanez Tube Screamer TS-9

Ibanez Tube Screamer TS-9 adalah overdrive pedal yang paling terkenal di dunia dan mungkin bahkan yang terbaik! Sempurna untuk segala sesuatu mulai dari Blues, Rock klasik untuk Indie, pedal ini harus menemukan tempat setup gitaris apapun! Efek gitar Ibanez TS9 banyak digunakan oleh gitaris-gitaris terkenal mulai Steve Ray Vaughan sampai Noel Gallagher
Bagi rekan-rekan yang hobi merangkai elektronik dan juga memiliki hobi di bidang musik bisa membuat sendiri efek tersebut dengan melihat dan menyesuaikan skematik di bawah ini.


Popular Posts

Alexa Rank


Followers

gif maker